Pola Grafik Karena Batasan Harga
POLA GRAFIK BATASAN HARGA
Dari materi sebelumnya bahwa hal ketiga yang membuat grafik memiliki pola adalah batas-batas yang menjaga harga tetap wajar.
Munculnya batasan harga ini disebabkan oleh penjagaan pihak-pihak yang berkepentingan agar harga tetap berada pada rentang yang bisa diterima semua pihak.
Batas harga bagian atas disebut dengan Resistance atau yang menghalangi harga naik karena sifatnya memantulkan harga kebawah. Sedangkan batas harga bagian bawah disebut dengan Support atau yang mendorong harga naik karena sifatnya memantulkan harga keatas.
Namun walaupun support dan resistance ini adalah batas, tapi bukan berarti support resistance ini tidak bisa ditembus, melainkan untuk sementara jangan dilewati dulu sampai adanya sebuah kondisi yang pantas atau kondisi yang memaksa bahwa level harga yang dijaga itu harus dirubah.
Dengan demikian pada saat harga menyentuh pembatas itu, kemungkinannya adalah terjadi penembusan atau pemantulan, tergantung seberapa kuat batas itu menahan tenaga grafik.
Kuat lemahnya pembatas dilihat dari berapa kali berhasil memantulkan grafik,serta seberapa jauh grafik terpantulkan. Semakin banyak grafik yang terpantul saat menyentuh level tersebut serta jarak pantulannya relatif semakin jauh maka berarti batas itu kuat. Semakin kuat batas berarti semakin sulit untuk menembusnya, oleh karenanya hanya kekuatan besar saja yang bisa menembusnya.
Akibat perbedaan kuat lemahnya pembatas itu akan membentuk pola grafik :
1. Pola penembusan langsung
Pola ini bisa terjadi jika kekuatan minat yang ada dalam grafik cukup besar. Penembusan batas ini disebut dengan Breakout atau pecahnya pembatas.
Karena pada saat penembusan ini kekuatan grafik besar, maka cirri-ciri terjadinya breakout adalah adanya candletsik yang berbadan panjang serta bollinger band yang melebar.
2. Pola pemantulan
Pola pemantulan menyebabkan harga kembali kerentang wajarnya. Pola pemantulan di bagi 2 yaitu :
- Pola pemantulan total, artinya harga terpantul secara total. Semakin besar tenaga grafik sebelum memantul maka jarak pantulannya semakin jauh.
- Pola pemantulan sementara, artinya harga mundur dulu kemudian melakukan penembusan dari jarak yang lebih dekat dengan garis batas. Kondisi market mundur dulu ini kita bisa menyebutnya sebagai koreksi. Setelah melakukan koreksi, market akan kembali bergerak sesuai arah sebelumnya.
Karena harga akan bergerak kembali sesuai arah sebelumnya, maka di ujung koreksi akan muncul pembesaran minat yang ditandai dengan membesarnya badan candlestick.
Dengan mempertimbangkan adanya pembatas ini, kita menjadi tahu bahwa pada level-level harga tertentu akan terjadi breakout, pemantulam atau koreksi (mundur dulu).
Hal yang menarik adalah saat minat yang ada dalam grafik sangat kuat, namun banyak pembatas didepannya. Sehingga yang terjadi adalah selalu mundur terlebih dulu seolah untuk bertolak, kemudian melakukan penembusan dari tolakan yang jaraknya lebih dekat dengan pembatas. Jika hal seperti ini digambarkan maka akan membentuk pola seperti tangga .
Pola tangga ini merupakan salah satu pola utama dalam market. Karena secara logika saja, tidak akan ada harga yang bergerak tegak lurus melainkan untuk mencapai level harga tertentu grafik akan bergerak miring karena grafik yang tergambar pada platform trading itu terpotong-potong oleh periode (time frame). Selain itu pola tangga juga sesuai dengan hukum elliot wave. Padahal teori elliot wave itu murni berdasarkan psykologi trading.
Jadi, jika pada saat menganalisa kita melihat setelah harga naik kemudian turun atau sebaliknya, kita harus paham bahwa itu adalah sesuatu yang wajar karena memang seperti itulah seharusnya. Atau bahkan saat kita mengharapkan harga naik, kita bisa menunggu harga itu turun dulu.