Potret tua yang terpampang didinding lusuh
Membisik padaku kalimat penasaran yang berbisa
Menari menggeliat dan menghipnotis fikirku
Ditiap helai didinng yang bersandar lelah
Bergerumul cerita dengan berjuta kata
yang membangun kalimat-kalimat dashyat
dari sepasang mata yang menatap tajam
dari potret yang terbingkai kokoh
masa yang menggambarkan peristiwa nyata
yang melukis kenangan yang menyelubung ke sudut hati
Tak lagi hanya memerlukan rasa
Tak pernah merasa lengkap sebelum kemusnahan itu ada
Aku yang selalu menginginkan keabadian
Dalam rangkulan sejarah yang pasti
Dan pantas untuk selalu menyucurkan air mata
disungging bibir haru
walau dinding itu selalu berganti balutan warna
potret tua tetap selalu bercerita sejuta sejarah
ketika kita tak hanya sekedar melirik