Berbotol-botol
aroma masakan
kau saji oleh ketulusan
ditenggak sekumpulan
kawan, sampai mabuk.
Mabuk lahir mabuk pengharapan
mabuk tanah basah racikan rempah
mabuk kisah hidup rasa penasaran
tatapan berbinar binar
sekumpulan kawan
mabuk Tuhan dan alkohol
tak ada yang lebih indah
dari itu semua.
Di atas jaring laba-laba,
bulan dekap ranting ranting, serupa
rambut gimbal nyangkut di puisi puisi
membangunkan ruh ruh yang lama tertidur dari kemanusiaan,
tertidur dari anti-kemapanan,
lantas berjaga
dari hal-hal klise semacam takut jadi kere gerah,
dari gerak gerik mengidam kafe-kafe kelas atas,
kau begitu senyap dan menikam
menjejak podium pentagon
di atas tanah gembur bersahaja
suah dipercayakanNya.
Oh,
bisa jadi kau lahir dari kuali
tatkala Tuhan bersekutu dengan sepasang kekasih
jadilah penciptaan masakan terlezat
bersenyawa membentuk zat.
Kaulah!