VIVAnews- Berbeda dengan di Indonesia, para biker di luar negeri banyak yang enggan menjalankan sepeda motornya saat hujan turun. Alasan utama mereka adalah karena jalanan jadi lebih licin, sehingga motor sulit dikendalikan.
Dilansir dari situs Jalopnik, hal ini dapat dimaklumi karena menurut hukum fisika, koefisien gaya gesek statis antara ban dan aspal, saat kondisi kering adalah 0,9. Sedangkan saat basah, nilainya turun jadi 0,25.
Artinya, cengkeraman ban saat hujan hanya satu perempat dari kondisi aspal kering. Lalu, apakah kita juga harus mengurangi kecepatan hingga satu per empat dari kecepatan normal? Tidak perlu, yang harus kita lakukan hanyalah lebih berhati-hati.
Jangan terlalu over
Terkadang, ada beberapa pengendara motor yang kerap melakukan pengereman mendadak, atau menikung dengan kecepatan tinggi layaknya seorang pembalap MotoGP. Hal seperti ini harus dihindari, saat kita sedang mengendarai motor di jalanan yang basah, karena:
1. Terlalu banyak menekan rem depan, maka roda depan akan terkunci, akibatnya kita bisa jatuh.
2. Terlalu banyak menekan rem belakang? hal yang sama terjadi.
3. Menikung terlalu dalam? Sisi samping ban memiliki batasan sejauh apa kita bisa menikung. Apabil terlalu dalam, maka ban akan kehilangan cengkeraman.
4. Menarik tali gas di tikungan juga berkakibat ban belakang kehilangan traksi dan ujung-ujungnya kita akan mendarat di aspal.
Jadi, cara yang benar mengendarai motor di kondisi jalan basah adalah dengan mengoperasikan kendaraan sehalus mungkin. Jangan membuat gerakan yang tiba-tiba atau berlebihan saat melakukan akselerasi dan pengereman.
Waspada kondisi jalan
Selain berkendara secara halus, kita juga wajib tahu beberapa hal yang mungkin bisa mengurangi traksi ban saat kondisi hujan. Dengan berusaha menghindari hal-hal tersebut, perjalanan kita akan menjadi lebih aman. Berikut, beberapa hal yang harus Anda waspadai:
1. Garis jalan. Biasanya Dinas Pekerjaan Umum menggunakan cat yang awet untuk digunakan sebagai marka jalan, namun tidak ramah untuk ban. Usahakan hindari pengereman saat ban sedang berada di atas garis marka jalan karena bisa mengurangi traksi, terutama saat menikung, atau berpindah lajur.
2. Tekstur jalan. Tidak semua jalan dilapisi aspal yang bisa menghasilkan daya gesek besar terhadap ban. Beberapa tempat seperti jalur masuk dan keluar gedung menggunakan semen yang dicat, sehingga riskan tergelincir.
3. Semua jenis besi seperti tutup lubang jalan dan rel kereta. Kita semua tahu bahwa besi memiliki permukaan yang licin dan tidak bisa bekerja sama dengan ban.
4. Sampah. Hati-hati saat melindas genangan air yang membawa segala jenis sampah.